Gerakan separatisme yang tejadi di Indonesia adalah
suatu gerakan yang bertujuan untuk
mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia
(biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain,
gerakan ini muncul dari berbagai aspek kehidupan dalam kehidupan manusia. Bisa di
katakan bahwa separatisme berkaitan erat dengan paham pembentukan Negara.
Sejumlah gerakan separatism dapat muncul karena sejarah panjang terhadap
kebencian kepada pemerintah Negara, kelompok suku atau agama yang domina Separatis
atau lebih dikenal dengan gerakan separatisme merupakan suatu gerkan yang
bertujuan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau
kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari
satu sama lain, gerakan ini muncul dari berbagai aspek kehidupan dalam
kehidupan manusia.
Organisasi Papua Merdeka
Salah
satu gerakan separatisme yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM) .
Organisasi ini memiliki basis pergerakan di Papua, organisasi ini sudah banyak
melakukan gerakan aktif yang sudah banyak memakan korban. Organisasi Papua
Meredeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1965 dengan
tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan yang saat ini berdiri di provinsi
Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya. Memisahkan
diri pada Indonesia dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Menurut
tokoh Papu Nicholas Jouwe, organisasi Papua Meredeka dibentuk pada 1965 pada
saat pecahnya peristiwa gerakan G30S oleh para serdadu Belanda di Papua dengan
tujuan untuk memusuhi Republik Indonesia dan mengganggu keamanan di wilayah
Paling Timur dan paling baru wilayah Indonesia. Organisasi ini sempat
mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Khadafi dan pelatihan
dari grup gerilya New People Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai
organisasi teroris asing oleh departmen keamanan nasional Amerika
Serikat.Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia.
(Gambaran tentang perseteruan antara OPM dan NKRI)
Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat Provinsi
dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri,
OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora,
dan melancarkan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering
membawa-bawa bendera bintang kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti
lagu kebangsaan: Hai tanah ku Papua dan lambang nasional. Selama Perang Dunia
II, Hindia Belanda (kelak menjadi Indonesia) dipandu oleh Soekarno untuk
menyuplai minyak demi upaya perang Jepang dan langsung menyatakan merdeka
dengan nama Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Nugini Belanda (Nugini
Barat) dan Australia yang menjalankan pemerintahan di teritori Papua dan Nugini
Britania menolak penjajahan Jepang dan menjadi sekutu pasukan Amerika Serikat
dan Australia sepanjang Perang Pasifik. Hubungan Belanda dan Nugini Belanda
sebelum perang berakhir dengan diangkatnya warga sipil Papua ke pemerintahan
sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan tahun 1963.
Meski
sudah ada perjanjian antara Australia dan Belanda tahun 1957 bahwa teritori
milik mereka lebih baik bersatu dan merdeka, ketiadaan pembangunan di teritori
Australia dan kepentingan Amerika Serikat membuat dua wilayah ini berpisah. OPM didirikan bulan Desember 1963 dengan
pengumuman, "Kami tidak mau kehidupan modern! Kami menolak pembangunan
apapun: rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan, dan organisasi
pemerintahan. Nugini Belanda mengadakan pemilu pada Januari 1961 dan Dewan
Nugini dilantik pada April 1961. Akan tetapi, di Washington, D.C., Penasihat
Keamanan Nasional McGeorge Bundy melobi Presiden A.S. John F. Kennedy untuk
menegosiasikan transfer pemerintahan Nugini Barat ke Indonesia. Perjanjian New
York dirancang oleh Robert Kennedy dan ditandatangani oleh Belanda, Indonesia,
dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Agustus 1962. Walaupun Belanda
menuntut agar rakyat Nugini Barat boleh menentukan nasib sendiri sesuai piagam
PBB dan Resolusi 1514 (XV) Majelis Umum PBB dengan nama "Act of Free
Choice", Perjanjian New York memberikan jeda tujuh tahun dan menghapuskan
wewenang PBB untuk mengawasi pelaksanaan Akta tersebut Kelompok separatis
mengibarkan bendera Bintang Kejora Papua Barat pada tanggal 1 Desember setiap
tahunnya. Tanggal tersebut mereka anggap sebagai hari kemerdekaan Papua.
Kepolisian Indonesia berspekulasi bahwa orang-orang yang melakukan tindakan
seperti ini bisa dijerat dengan tuduhan pengkhianatan yang hukumannya berupa
kurungan penjara selama 7 sampai 20 tahun di Indonesia.
Download Full Artikel
0 comments:
Post a Comment